Elis. Diberdayakan oleh Blogger.

Keteladanan Rasulullah dalam Berdakwah Periode Madinah



1.Dakwah rasulullah dalam membina masyarakat Madinah
Periode Muhammad di Madinah dimulai sejak Hijrah ke Madinah pada tahun 622 dan berakhir dengan Pembebasan kota Mekkah pada tahun 630. Hijrah yang dilakukan oleh kaum Muslim dari Mekkah ke Madinah. Muhammad tiba di Madinah pada hari Senin, tanggal 27 September pada tahun yang sama.
Selama tahun pertama hijrah, Muhammad membuat Piagam Madinah, sebuah perjanjian tentang hak dan tanggung jawab kaum Muslim, Yahudi, dan komunitas suku Arab lainnya di Madinah selama perang antara kota dan tetangganya.
Perang Badar merupakan pertempuran yang menentukan dalam sejarah Islam awal dan dimulainya perlawanan Muhammad dengan jalan perang terhadap Quraisy Mekkah. Bani Qainuqa merupaka suku Yahudi yang hidup sebelum Islam di Madinah. Mereka termasuk suku Yahudi pertama yang berdiam di sana, dan merupakan suku Yahudi yang terkuat di Jazirah Arab sebelum Islam. Yang selanjutnya di ikuti perang uhud yang mengakibatkan kekalahan di pihak kaum Muslimin karena tidak mematuhi perintah Rasulullah SAW
Perang Khandaq adalah penyerangan dari suku Quraisy Mekkah dibantu oleh sekutu-sekutunya ke Madinah pada tahun 627, oleh karena itu perang ini disebut juga Perang Ahzab (sekutu). Khandaq berarti parit, dimana kaum Muslim di Madinah menggali parit melindungi kota Madinah sehingga pihak sekutu tidak dapat menyerang ke dalam kota, walaupun Quraisy Mekkah diperkuat oleh hampir 10.000 orang.
Perjanjian Hudaybiyah ditandatangani pada tahun 628. Pada waktu itu sebanyak 1.600 orang Muslim berangkat ke Mekkah untuk melakukan ibadah Haji dipimpin oleh Nabi Muhammad. Selanjutnya terjadilah Pembebasan Mekkah (Fathul Mekkah), Pada hari Sabtu, 25 Dzulqoidah 10 H, Rasulullah mengumumkan niatnya untuk melaksanakan haji mabrur. Haji ini di kenal dengan Haji Wada atau Haji perpisahan. Penduduk Madinah sudah banyak yang memeluk Islam secara sadar dan damai pada saat itu.






2.Tata Cara Dakwah Rasulullah SAW Di Madinah

1.  Dakwah Secara Rahasia (Sirriyatud Dakwah)
            Nabi saw tidak menampakan da’wah di majelis-majelis umum orang-orang Quraisy, dan tidak melakukan da’wah kecuali kepada orang-orang yang memiliki hubungan kerabat atau kenal baik sebelumnya. Orang-orang pertama kali masuk Islam ialah Khadijah binti Khuwailid ra, Ali bin Abi Thalib, Zaid bin Haritsah mantan budak Rasulullah saw dan anak angkatnya, Abu bakar bin Abi Quhafah, Utsaman bin Affan, Zubair bin Awwan, Abdur-Rahman bin Auf, Sa’ad bin Abi Waqqash dan lainnya. Mereka ini bertemu dengan Nabi secara rahasia. Apabila diantara mereka ingin melaksanakan salah satu ibadah, ia pergi ke lorong-lorong Mekah seraya bersembunyi dari pandangan orang Quraisy.
Dakwah Islam dimulai di Mekah dengan cara sembunyi-sembunyi. Dan Ibnu Ishaq menyebutkan, dakwah dengan cara ini berjalan selama tiga tahun.  Demikian pula dengan Abu Naim: ia mengatakan dakwah tertutup ini berjalan selama tiga tahun.

2    Da’wah Secara Terang-terangan (Jahriyatud Da’wah)
Lalu Allah memerintahkan Rasul-Nya menyampaikan Islam dan mengajak kepadanya secara terang-terangan, setelah selama tiga tahun Rasulullah saw melakukan da’wah secara tersembunyi,ada nya firman ALLAH yang memerintahkan tentang berdakwah ini ke pada kerabat dan orang terdekat
Pada waktu itu pula Rasulullah saw segera melaksanakan perintah Allah, kemudian menyambut perintah Allah, “Maka siarkanlah apa yang diperintahkan kepadamu dan janganlah kamu pedulikan orang-orang musyrik” dengan pergi ke atas bukit Shafa lalu memanggil, “Wahai Bani Fihir, wahai Bani ‘Adi,“Dan disitu mereka berkumpul untuk mendengarkan apa yang di katakana nabi Muhammad saw. Da’wah Nabi saw secara terang-terangan ini ditentang dan ditolak oleh bangsa Quarisy, dengan alasan bahwa mereka tidak dapat meninggalkan  agama yang telah mereka warisi dari nenek moyang mereka, dan sudah menjadi bagian dari tradisi kehidupan mereka. Selanjutnya di jelaskan oleh Nabi saw bahwa tuhan-tuhan yang mereka sembah itu tidak dapat memberi faidah atau bahaya sama sekali.




3.Strategi Dakwah Rasulullah SAW

Tentu saja dalam menjalankan dakwahnya Rasulullah SAW menggunakan tata cara atau strategi yang sangat baik dan cocok untuk lingkungan masyarakat sekitarnya. Beberapa corak dan ragam Strategi dakwah Rasulullah SAW diantaranya :
1. Lemah lembut dan kasih sayang
2. Tanpa mengenal putus asa
3. Suri tauladan atau contoh yang baik
4. Tahan ujian dan bantingan serta pantang menyerah
5. Pemaaf
6. Tanpa pilih bulu

            Selain itu,strategi dakwah Rasulullah di periode Madinah adalah sebagai berikut :
a)    Berdakwah mulai dari diri sendiri sebelum mengajak orang lain yang meyakini kebenaran islam dan mengamalkan ajarannya.
b)    Membina masyarakat muslim melalui persaudaraan antara kaum muhajirin dan kaum anshar.
c)     Metode dalam berdakwah selalu dilakukan sesuai dengan petunjuk Allah SWT , dalam surah An-Nahl ayat 125
ادْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ ۖ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ ۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ ۖ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ
Artinya :
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.
(QS: An-Nahl Ayat: 125)
d)   Berdakwah merupakan kewajiban terhadap Allah
e)    Berdakwah dilandasi dengan niat ikhlas hanya untuk mencari ridha Allah semata bukan untuk popularitas/ keuntungan yang bersifat materi.
f)      Meletakan dasar-dasar politik ekonomi dan sosial untuk mewujudkan masyarakat yang “baladatun toyyibatun wa rabbun gafur”





4. Hikmah dari dakwah Rasul Terhadap Masyarakat Madinah

Ø Terjalinnya persaudaraan kaum Muhajirin dan Anshar dapat memberikan rasa aman dan tenteram serta memperkuat ukhuwah islamiyah.
Ø Sikap menjaga persatuan dan saling menghargai antar sesama pemeluk agama dengan terwujudnya perjanjian damai dan mempunyai komitmen untuk salin menepati janji.
Ø Menumbuh kembangkan tolong menolong antara yang kuat dan yang lemah , yang kaya dan yang miskin, agar umat islam menjadi satu tubuh yang saling membutuhkan.
Ø Memahami agar umat islam berpegang teguh pada tali Allah dan hubungan baik antar sesama manusia.
Ø Mendapat warisan yang sangat berharga dan kita tidak akan celaka di dunia dan akhirat selama kita berpegang teguh pada keduanya yaitu Al-Quran dan Hadist.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar